MENUNTASKAN IMPIAN DI BROMO

MENUNTASKAN IMPIAN DI BROMO 

Perjalanan turing bersepeda dan camping ke kawasan Gunung Bromo Jawa Timur, menjadi  magnet yang sangat menarik perhatian dan mengasyikan untuk diperbicangkan setiap saya dan teman-teman  di komunitas Federal Bandung Ind (FBI)  berkumpul. Akhirnya keinginan yg sudah sejak lama kami rencanakan itu terlaksana juga, pada hari Sabtu tanggal 24 Mei 2014 dengan jumlah rombongan 20 orang kami pun berangkat dari Stasiun KA Bandung menuju Malang.  
Menggunakan KA Malabar tepat jam 15.35 kami pun berangkat dengan diantar beberapa teman yg karena kesibukannya tidak dapat mengikuti acara ini, sedangkan sepeda dan sebagian peralatan lainnya sudah kami kirimkan sehari sebelumnya melaului jasa pengiriman paketKA .

Perjalanankereta yang cukup lama atau hampir 16 jam dengan menempuh jarak sejauh 779 km, kami laluipenuhdengansukacita dan canda, waktu istirahat yang seharusnya saya pergunakan untuk beristirahatpun praktis jadi tidak ada, padahal keesokan paginya kami rencanakan untuk langsung ngaboseh dari Malang keBromo.
Hari Minggu 25 Mei 2014 jam 07.30 kami sampai di Stasiun Malang dengandisambut teman-teman dari Fedngalam (Federal Malang), sebuah sambutan selamat datang yang tidak kami duga sebelumnya, rupanyateman-teman Fedngalam mengetahui rencana kedatangan kami darisosmed …wow.. sebuah kejutan manis dari indahnya persahabatan.
Setelah sarapan dan mempersiapkan sepeda plus gembolannya,  perjalanan pun dimulai dari Kota Malang menuju Tumpang sejauh 25 km,   cuaca yg panas ditambah rasa lelah akibat kurang tidur selama di kereta , cukup terobati oleh kondisi  jalan raya yang beraspal mulus dengan kondisi  datar dan hanya menanjak halus,  di Tumpang kami beristirahat sambil menikmati makanan khas Jawa Timur di Rumah Makan Nasi Pecel  yang terkenal di daerah itu.

Dari Tumpang perjalanan dilanjutkan menuju Glubuk Klakah sejauh 13 km, perjalanan disini adalah awal dari tanjakan tiada akhir yg harus kami lalui selama perjalanan menuju Bromo, untunglah cuaca sangat bersahabat, sebelum memasuki  Gubuk Klakah kami memanfaatkan waktu beristirahat di Mesjid sambil melaksanakan Shalat Dzuhur.
Hawa pegunungan yang segar sudah mulai terasa, ketika kami mulai memasuki Gubuk Klakah, jalanan yang terus menanjak lumayan terobati dengan sejuknya suasana pedesaan yang di kakan kiri jalannya dihiasi perkebunan apel, beberapa warga ada juga yang berjualan apel Malang yang terkenal itu di pinggir jalan, saya dan teman saya malah mendapat hadiah sekantung apel , ketika sedang beristirahat di depan rumah penduduk, rupanya dia merasa terkesan waktu kami mengobrol dengan nya dan bercerita bahwa kami adalah serombongan pesepeda dari Bandung yang akan bersepeda ke Bromo atau mungkin merasa kasihan melihat kami yg sedang kelelahan...hehe......hhmm..Alhamdulillah...manis dan nikmat sekali rasa apel nya.

Hari beranjak sore dan langit mulai gelap, kami memutuskan untuk berkemah di Coban Pelangi sekitar 2 km dari dari Gubuk Klakah, kekelelahan akibat kurang tidur ditambah tenaga yang sudah terkuras karena bersepeda, segera kami lampiaskan untuk segera pergi tidur.
Keesokan paginya, kami bangun dengan kondisi tubuh yang lebih segar, beruntung kami mendapat lokasi berkemah yang mengasyikan, sebuah lapangan hijau yg tidak terlalu luas, ada joglo untuk tempat ngumpul juga mck yg memadai ditambah pemandangan Gunung Semeru yg indah....wow sungguh recovery yg sempurna.
Jam 10 kami melanjutkan perjalanan selanjutnya menuju Jemplang dengan jarak tempuh sekitar 17 km, meskipun jaraknya terbilang dekat tapi medan yg dilalui cukup berat , selain jalannya yang menanjak kondisi jalannya berbatu, bahkan di setengah perjalanan jalannya terdiri dari bongkahan-bongkahan batu, perjalanan yg apabila dilalui hanya dengan menggunakan sepeda saja akan berat, apalagi ini dengan membawa gembolan yg berisi perlengkapan berkemah seperti, tenda, sleeping bag, matras, alat masak, pakaian dll. Medan yang berat tersebut memaksa kami lebih sering mendorong sepeda daripada menaikinya....haha...
O ya... pada perjalanan bikecamping trip Bromo kami kali ini,  ada faktor yang membuat saya semangat di sepanjang perjalanan, yaitu ikut sertanya dua orang anak muda yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ervandy M Rachmat (13 Tahun) dan Rafif Naufa Rabbani (14 Tahun), mereka berdua mempunyai semangat dan kemampuan yang luar biasa, tidak ada yang mengeluh dan menyerah atas beratnya medan yang dilalui, kegigihan mereka berdua seakan menjadi obat  apabila semangat saya sudah kendor.
Salah satu vitamin lainnya yang cukup menghibur adalah apabila kami kebetulan bertemu atau berpapasan dengam rombongan para pencinta alam yangakan ke Gunung Bromo dan Semeru  menggunakan mobil jip hardtop, mereka banyak yang memberikan acungan jempol dan teriakan penyemangat kepada kami.  Kondisi jalan yang rusak berakhir di daerah Ngadas,  tetapi berakhirnya jalan yang rusak bukan berarti berakhirnya tanjakan, kami pun disuguhi kembali jalan yang menanjak sejauh 2 km menuju Jemplang, tempat dimana pintu pos masuk  ke arah kawasan Bromo dan Semeru berada.

Kelelahan yang mendera membuat kami memutuskan untuk  memasang tenda dan bermalam di Jemplang,  untuk esok paginya menyeberangi savana menuju titik finish kami di daerah Cemoro Lawang. Ketinggian Jemplang yang sekitar 2300 mdpl, membuat saya kedinginan, bahkan pada tengah malam badan saya sempat menggigil,  hal yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya apabila saya berkemah di kawasan pegunungan Bandung dan sekitarnya.

Etape terakhir pejalanan kami dilanjutkan pada keesokan paginya  dengan tujuan akhir Cemoro Lawang, jarak Jemplang – Cemoro Lawang  yang sekitar 10 km,  kami lalui dengan sensasi yang luar biasa karena kami melalui savana dan hamparan pasir yang sangat luas, saya pun bisa menyaksikan bukit Teletubbies, dan kawasan pegunungan Bromo yang sangat indah,  beruntung kami melalui lautan pasir pada saat yg tepat , karena malam sebelumnya Kawasan Bromo diguyur hujan, jadi masih ada hamparan pasir padat yang dapat kami lalui dengan bersepeda, walaupun masih banyak juga lautan pasir yang tidak bisa dilalui dengan  terpakasa kami harus mendorong sepeda.  Akhirnya  pada tengah hari kami sudah sampai di Cemoro Lawang,  dari ketinggian bukit disana sambil melihat hamparan pasir dan pegunungan indah yang mengelilinginya  tak henti-hentinya saya mengucap kan syukur.... Alhamdulillah ya Allah kami masih diberi kesempatan menikmati anugerah indah ciptaanmu dengan bersepeda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Pilih Federal ?

TENTANG SANG LEGENDA

Gunung Puntang Kami Datang